Dalam praktikum pekan pertama ini yang
dilaksanakan pada 29 September 2016 terbagi menjadi beberapa bagian yaitu :
1.
Pemeriksaan
berat volume agregat kasar dan halus
2.
Analisis
saringan agregat kasar
3.
Analisis
saringan agregat halus
4.
Pemeriksaan
kadar lumpur dalam agregat halus
5.
Pemeriksaan
kadar air pada agregat
6.
Analisis
spesifik gravity pada kedua jenis agregat
Berikut adalah seluruh rangkaian tahapannya
1.
Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Kasar dan halus
Berat volume agregat digunakan untuk menentukan
proporsi agregat yang digunakan dalam campuran. Berat volume agregat dapat
diartikan sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volumenya.
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menghitung berat volume agregat halus,
kasar atau campuran.
Alat-alat yang digunakan :
a. Timbagan
dengan ketelitian 0,1 % berat contoh
b. Talam
kapasitas cukup besar
c. Tongkat
pemadat dengan diameter 15mm, panjang 60cm dan ujung bulat terbuat dari baja
tahan karat
d.
Mistar
perata
e.
Sekop
f. Wadah
baja silinder
Prosedur pengerjaan ( masing-masing untuk
agregat kasar dan halus )
Timbang berat wadah ketika masih kosong. Kemudian
masukkan agregat ke dalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas
wadah dan timbang berat
seluruhnya. Kemudian
ratakan dengan mistar pemadat dan keringkan dengan oven, suhu pada oven
(110±5)˚C sampai berat menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji. Setelah
24 jam, keluarkan agregat dari oven dan timbanglah beratnya.
Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi butiran agregat. Data distribusi
butiran pada agregat diperlukan untuk perencanaan dalam adukan beton. Pelaksanaan
penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat kasar. Tujuan praktikum ini adalah
untuk menentukan distribusi partikel agregat kasar dengan uji saringan
Alat
yang digunakan :
2.
Analisis
saringan agregat kasar
a. Timbangan dan neraca dengan
ketelitian 0,2 % dari berat uji
b. Satu set saringan
c. Oven
d. Alat pemisah
e. Talam
f.
Kuas,
sikat kawat dan lain-lain
Prosedur pengerjaan
Pertama keringkan agregat sampel pada temperature
110 ± 5 C kemudian dinginkan pada temperature ruangan. Setelah itu timbang
kembali dan persiapkan saringan yang akan digunakan. Setelah saringan disusun
letakkan sampel diatas saringan dan goyangkan saringan dengan tangan. Selanjutnya
hitung berat agregat di masing-masing saringan. Terakhir bandingkan total berat
agregat setelah disaring dengan berat semula, jika perbedaannya ebih dari 0,3%
maka berat sampel tidak dapat digunakan.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi butiran agregat. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan untuk perencanaan dalam adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus. Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan distribusi partikel agregat kasar dengan uji saringan
3. Analisis
saringan agregat halus
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan distribusi butiran agregat. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan untuk perencanaan dalam adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus. Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan distribusi partikel agregat kasar dengan uji saringan
Alat
yang digunakan :
a. Timbangan dan neraca dengan
ketelitian 0,2 % dari berat uji
b. Satu set saringan
c. Oven
d. Alat pemisah
e. Talam
f.
Kuas,
sikat kawat dan lain-lain
Prosedur pengerjaan
Pertama keringkan agregat sampel pada
temperature 110 ± 5 C kemudian dinginkan pada
temperature ruangan. Setelah itu timbang kembali dan persiapkan saringan yang
akan digunakan. Setelah saringan disusun letakkan sampel diatas saringan dan
goyangkan saringan dengan tangan. Selanjutnya hitung berat agregat di masing-masing
saringan. Terakhir bandingkan total berat agregat setelah disaring dengan berat
semula, jika perbedaannya ebih dari 0,3% maka berat sampel tidak dapat
digunakan.
4.
Pemeriksaan
organik pada agregat halus
Pemeriksaan kadar organik pada
agregat halus dimaksudkan untuk mengetahui kadar organik yang terkandung dalam
agregat halus. Kandungan bahan organik yang melebihi batas yang diijinkan dapat
mempengaruhi mutu beton yang akan direncanakan. Sesuai persyaratan kadar
organik tidak boleh melebihi batas yang diijinkan sesuai warna dari “Abrams-harder”
dengan larutan NaOH (3%)
Alat yang digunakan
a. botol gelas
tembus pandang dengan penutup karet atau lainnya yang tidak bereaksi dengan
NaOH . Volume gelas = 350ml
b. Organik
plate / standar warna
c. Larutan
NaOH 350
Prosdur pengerjaan
Masukkan 155 ml pasir kedalam
botol tembus pandang ± 1/3 isi botol. Kemudian tambahkan larutan NaOH 3% dengan
isi ,encapai ¾ volume botol. Selanjutnya tutup botol tersebut dan kocok hingga
lumpur yang menempel pada agregat nampak terpisah dan diamkan selama 24 jam
agar lumpur mengendap. Setelah 24 jam , bandingkan warna cairan yang terlihat
dengan standar warna no 3 pada organik plate.
Masukkan contoh benda uji (
agregat halus ) kedalam gelas ukur 250 ml. Tambahkan air pada gelas hingga
seluruh agregat halus basah dan tenggelam. Kemudian kocok gelas hingga
mengeluarkan busa dan kotoran lalu buang
busa dan kotoran tersebut. Selanjutnya diamkan gelas pada tempat yang
datar dan tunggu selama 24 jam agar lumpur mengendap. Apabila sudah 24 jam maka
lumpur akan mengendap diatas dan ukur tinggi pasir dan tinggi lumpur.
5.
Pemeriksaan
kadar lumpur pada agregat halus
Pada praktikum kali ini bertujuan
untuk menentukan besarnya ( persentase ) kadar lumpur dalam agregat halus yang
digunakan sebagai campuran dalam pembuatan beton. Kandungan lumpur < 5%
merupakan ketentuan bagi pengunaan agegat halus untuk pembuatan beton.
Alat yang digunakan
a. Gelas
Ukur
b. Alat
pengaduk
Prosedur pengerjaan
6.
Pemeriksaan
kadar air agregat
Pada sesi kali ini dilakukan
dengan tujuan untuk menentukan besarnya kadar air yang terkandung dalam agregat
dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat
agregat dalam kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen.
Nilai kadar ini digunakan untuk koreksi takaran air untuk adukan betn yang disesuaikan dengan kondisi di
lapangan.
Alat yang digunakan
a. Timbangan
dengan ketelitian 0,1 %
b. Oven
dengan suhu 110 ± 5 C
c. Talam
logam tahan karat berkapasitas cukup
Prosedur kerja
Timbang dan catat berat talam
yang digunakan. Masukkan benda uji ke dalam talam dan kemudian berat talam + benda uji timbang. Apabila sudah segera hitung
berat benda dan keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven hingga
beratnya tetap. Setelah kering contoh ditimbang dan catat berat benda. Hitung
berat benda uji kering
Sumber
Sumber
Agen sabung ayam AGENS128
BalasHapusdapatkan penarawan menarik FREECHIP 20K langsung untuk member yang mendaftar di hari MINGGU
khusus untuk permainan SABUNG AYAM
jangan lupa di ajak teman teman nya ya guys ...
Info Lebih Lanjut Hubungi Contact Kami :
BBM : D8B84EE1 / BBM : AGENS128
WhatsApp : 087789221725
agens128. win